Pendekatan Perilaku Diperlukan untuk Menjelaskan Kepemimpinan dalam Organisasi
Di dalam ilmu sosial, kepemimpinan mempunyai arti utama yaitu sebagia atribut suatu posisi, sebagai sifat seseorang dan sebagai kategori perilaku. Adapula yang menyebutkan kepemimpinan sebagai agen yang mempengaruhi dan orang-orang yang dipengaruhi, dalam hal ini tidak ada pemimpin tanpa pengikut. Dalam Handbook of Leadership yang ditulis Ralph M. Stogdill ditemukan beberapa definisi mengenai kepemimpinan. Salah satunya adalah kepemimpinan sebagai tindakan atau perilaku. Diambil dari konsep Shartle yang mendefinisikan suatu tindakan kepemimpinan sebagai ”one which result in others acting or responding in a share direction.
Pada tahun 1950-an, para peneliti mulai memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada pendekatan sifat. Pada saat itu peneliti mulai memberikan perhatian lebih mendalam terhadap apa yang sebenarnya yang dilakukan pemimpin dalam pekerjaannya, dalam hal ini peneliti mempelajari perilaku para pemimpin. Gagasan penyelidikan kepemimpinan sebelumnya telah dimulai pada 1945 oleh Biro Urusan dan Penelitian Ohio State University, dengan mengadakan pencatatan-pencatatan mengenai berbagai dimensi perilaku pemimpin yang efektif, pola-pola kelakuan yang bagaimana yang ditampilkan oleh para pemimpin (Wahjosumidjo :1933). Dan akhirnya dari berbagai macam pencatatan yang dilakukan diperoleh gambaran mengenai kelakuan pemimpin. Yaitu ada dua macam dimensi utama pemimpin yang dikenal dengan Konsiderasi (Consideration) dan Struktur Inisisasi (Initiation Structure). Penyelidikan tersebut dilakukan oelh Fleishman, Holpin dan Winer, Hemphill dan Coons pada tahun 1957. Pengukuran efektifitas dilakukan dengan menguji bagaimana pemimpin menggunakan waktunya dan pola aktivitas, tanggung jawab dan fungsi spesifik (Milton :1981)
Pendekatan perilaku mempunyai fokus kajian pada dua hal. Pertama adalah fokus pada sifat dari pekerjaan manajerial (pemanfaatan waktu, kajian peran, fungsi dan tanggung jawab menajerial). Kedua, fokus pada keefektifan perilaku pemimpin itu sendiri. Di dalam pengelolaan organisasi, ada dua hal yang sangat menonjol. Yaitu pengelolaan organisasi dengan lebih mengutamakan aspek yang berhubungan dengan tugas, pekerjaan, produksi. Atau pengelolaan organisasi dengan lebih mengutamakan aspek yang berhubungan dengan antar orang, perasaan, kejiwaan, emosi, kebutuhan, kepercayaan, pergaulan, dan lain-lain.Pendekatan perilaku lahir berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan nampak dari cara melakukan sesuatu pekerjaan, antara lain akan nampak dari cara memberikan perintah, cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara menegur bawahan, dan lain-lain. Kepemimpinan menurut Hemphill dan Coons (1957) adalah perilaku seorang individu yang memimpin aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal). Latar belakang itulah yang menjadikan pendekatan perilaku diperlukan untuk menjelaskan kepemimpinan di dalam organisasi.
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan dalam Pendekatan Perilaku
1. Model Universitas Iowa
Ronald Lippit dan Ralph K White berpendapat ada 3 gaya kepemimpinan, yaitu :
- Otoriter, Otokratis dan diktator. Kepemimpinan gaya ini adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan diputuskan oleh pimpinan semata-mata.
- Demokratis. Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
- Laissez-faire (kebebasan), liberal. Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang dilakukan lebih banyak diserahkan ke bawahan.
2. Model Universitas Ohio
Model ini membagi dua macam gaya kepemimpinan, yaitu initiating structure (struktur tugas) dan consideration (tenggang rasa).
Ciri initiating stucture :
- mengutamakan tercapainya tujuan
- mementingkan produksi yang tinggi
- mengutamakan penyelesaian tigas sesuai jadwal.
- Lebih banyak melakukan pengarahan.
- Melakukan pengawasan ketat, dll
Ciri Consideration :
- Memperhatikan keputusan bawahan
- Berusaha menciptkan suasana saling percaya.
- Menciptakan suasana saling menghargai
- Simpati terhadap perasaan bawahan
- Memiliki sikap bersahabat.
3. Model Universitas Michigan
Model ini menemukan adanya dua macam oerilaku kepemimpinan, yaitu the job centered (terpusat pada pekerjaan) dan the employee-centered (terpusat pada pegawai). Oerilaku kepemimpinan yang terpusat pada pekerjaan mempunyai ciri-ciri yang sama dengan perilaku struktur tugas, sedangkan perilaku terpusat pada pegawai juga mempunyai ciri yang sasma dengan perilaku tenggang rasa. (pada model Ohio). Perbedaan antara model Ohio dengan Michigan adalah, menurut hasil Ohio perilaku struktur tugas dan dan perilaku tenggang rasa berdiri bebas tidak saling mempengaruhi. Sebaliknya, pada Michigan perilaku yang terpusat pada pekerjaan dan perilaku yang terpusat pada pegawai saling berhubungan sebagai suatu kontinum.
4. Managerial Grid
Dalam pendekatan ini dikenal adanya dua macam perilaku pemimpin, yaitu concern for production (perhatian terhadap produksi) dan concern for people (perhatian terhadap orang). Antara perilaku perhatian terhadap produksi dan perilaku perhatian terhadap orang dapat saling pengaruh. Seorang pemimpin dapat sekaligus berperilaku memperhatikan produksi dan memperhatikan orang dengan derajat sama tinggi atau derajat berbeda. Model ini menghasilkan lima gaya, yaitu :
- Gaya kurang efektif yang ditandai dengan rendahnya hubungan dengan orang dan hasil.
- Gaya moderat yang ditandai dengan memperhatikan keseimbangan terhadap orientasi hubungan dengan orang dan hasil kerja pada tingkat yang cukup memuaskan.
- Gaya yang menekankan kepuasan pegawai dengan mengorbankan penyelesaian tugas.
- Gaya yang menekankan hasil kerja dengan mengorbankan orientasi pada orang.
- Gaya yang berorientasi tinggi terhadap pencapaian hasil kerja dan hubungan dengan orang.
5. Empat Sistem Manajemen
Dengan mendasarkan pada adanya 2 macam perilaku kepemimpinan, yitu yang berorientasi pada tugas dan yang berprientasi pada orang, Rensis Likert membagi gaya kepemimpinan menjadi empat sistem, yaitu :
- Sistem 1; Otokratis Pemerasan
Merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukkan bahwa segala masalah organisasi semata-mata diputuskan oleh pimpinan.
- Sistem 2 ; Otokratis Bijak
Hampir mirip dengan sietem 1. perbedaannnya adalah bawahan sudah diberi kesempatan untuk memberikan komentar terhadap perintah pimpinan.
- Sistem 3 ; Kepemimpinan Konsultasi
Merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukkna bahwa dalam menetapkan tujuan, memberikan perintah, dan membuat keputusan setelah berkonsultasi terhadap bawahannya.
- Sistem 4 ; Kepemimpinan Peranserta Kelompok
Merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukkan bahwa masalah yang timbul dalam organisasi dipecahkan bersama antara pimpinan dan bawahan.
6. Teori X dan Y
Dalam teori X, terdapat asumsi-asumsi sebagai berikut :
- Pada umumnya orang tidak mau bekerja keras
- Pada umumnya orang kurang berambisi
- Pada umumnya orang lebih suka dipimpin
- Pada umumnya orang tidak menyetujui perubahan.
- Dll
Sedangkan dalam teori Y, asumsi-asumsinya dalah sebagai berikut :
- Orang menyukai pekerjaannya.
- Dorongan untuk berkembang atau maju
- Orang akan berusaha mencapai tujuan jika dirinya memperoleh hadiah
- Dll
Analisis Gaya Kepemimpinan di Fisip (Pendekatan Perilaku)
Gaya kepemimpinan di FISIP dilihat dari pendekatan perilaku lebih mengarah ke model Managerial Grid. Pada model tersebut dikenal adanya dua macam perilaku pemimpin, yaitu concern for production (perhatian terhadap produksi) dan concern for people (perhatian terhadap orang). Kepemimpinan di FISIP, dilihat dari pendekatan Managerial Grid ini lebih mengarah pada gaya yang menekankan pada hubungan dengan orang, dan menomorduakan hasil kerja. Banyak contoh yang bisa diambil untuk menggambarkan keadaan tersebut. Misalnya, pembelian mobil untuk keperluan dinas Birokrat FISIP. Hal ini adalah upaya pemuasan para pegawai, sedangkan optimalisasi dan maksimalisasi hasil kerja cenderung kurang diperhatikan.
Rekomendasi Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang sesuai adalah pada pendekatan Managerial Grid, tepatnya pada tingkat yang paling tinggi yaitu orientasi terhadap pencapaian hasil kerja dan orientasi yang tinggi ula terhadap hubungan dengan orang lain.
Legalitas dan Legitimasi Kepemimpinan (Pendekatan Perilaku)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar