MAXIMILIAN WEBER (1864-1920)
- Biografi Max Weber
 
 Maximilian   Weber atau yang terkenal dengan sebutan Max Weber lahir di Erfurt,   Thuringia, Jerman tanggal 21 April 1894 dan meninggal di Munchen, Jerman   tanggal 14 Juni 1920 tepatnya pada usia 56 tahun. Dia adalah seorang   ahli ekonomi politik dan sosiologi dari Jerman yang dianggap sebagai   salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern. Weber   menempati posisi penting dalam perkembangan sosiologi dimana   signifikasinya tidak semata-mata bersifat historis, tapi ia juga menjadi   sebuah kekuatan yang sangat berpengaruh dalam sosiologi kontemporer.   Weber tidak sejalan dengan pandangan politik ayahnya dan sering kali   berselisih pendapat karena liberalism Weber yang sangat mendukung   demokrasi dan kebebasan manusia. Ibunya, Helen Weber, adalah seorang   Protestan-Calvinis, dengan ide-ide absolutis moral yang kuat. Weber   sangat dipengaruhi oleh pandangan-pandangan serta pendekatan ibunya   kepada kehidupan. Meskipun Weber tidak menyatakan sebagai seorang yang   religius, tetapi agama juga mempengaruhi pikiran dan tulisan-tulisannya.   Misalnya, selain meneliti agama Kristen, Weber juga mempelajari   agama-agama lain secara luas, seperti Konfusianisme, Hindu, Budha,   Yahudi dan Islam. Buku The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism   merupakan sebuah model dari metode historis dan sosiologis yang   ditempuh Weber dalam meneliti tentang hubungan antara Calvinisme dan   kemunculan kapitalisme.
 Pendidikan   Weber ditempuh di universitas Heidelberg, Goettingen dan Berlin, dan  ia  melanjutkan di perguruan tinggi yang disebut terakhir itu setelah   memperoleh kualifikasi untuk praktik hukum di pengadilan-pengadilan di   kota besar itu. Dia memperoleh gelar profesor penuh dalam bidang ekonomi   di Freiburg dalam usia tiga puluh tahun, sebuah prestasi yang sangat   menonjol dalam dunia akademis Jerman yang terkenal hierarkis dan   berorientasi senioritas. Pada tahun 1896 ia memperoleh jabatan mengajar   di Heidelberg, tetapi setahun kemudian ia menderita kelumpuhan syaraf   yang, meskipun sudah sembuh sebagian, tidak memungkinkannya untuk   mengemban secara penuh jabatan akademis itu selama sisa hidupnya. Selama   empat tahun ia tidak aktif dalam pengembangan intelektual. Kemudian   setelah itu selama 14 tahun, ia dapat menjalankan tugas-tugas akademis
- Pemikiran Max Weber
 
 Karya Weber yang paling populer adalah esai yang berjudul “Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme”,   yang mengawali penelitiannya tentang sosiologi agama. Weber  berpendapat  bahwa agama adalah salah satu alasan utama bagi  perkembangan yang  berbeda antara budaya Barat dan Timur. Dalam karyanya yang terkenal lainnya, “Politik sebagai Panggilan”,   Weber mendefinisikan negara sebagai sebuah lembaga yang memiliki   monopoli dalam penggunaan kekuatan fisik secara sah, sebuah definisi   yang menjadi penting dalam studi tentang ilmu politik Barat modern.
 Berikut ini  adalah poin-poin penting dari pemikiran Weber:
- Pengaruh Intelektual
 
 Bersamaan   dengan pendapat filsafat Immanuel Kant (1724-1804) uang berpendapat   bahwa “Metode-metode ilmu pengetahuan alam memberikan kita suatu   pengetahuan yang benar mengenai dunia fenomenal eksternal yaitu dunia   yang kita alami melalui rasa-rasa kita”. Karena sosiologi mesti   memperhatikan analisa-analisa empirik dari masyarakat dan sejarah,   metode sosiologi tentunya berbeda dengan metode ilmu pengetahuan alam.   Analisa sosiologis meneliti dan mempelajari tindakan sosial dan konteks   interaksi sosial, dan harus interpretive (didasari oleh pemahaman,   verstehen), tidak melihat manusia sebagai objek yang hanya didorong oleh   kekuatan-kekuatan impersonal. Pengaruh-pengaruh seperti ini dapat   dilihat dalam pendekatan Weber mengenai metodologi, pemahaman dan   tindakan sosial. Dari sinilah, Weber mengkritik pemikir positivis   seperti Comte yang berusaha menyamakan ilmu sosial dengan ilmu alam.   Kedua disiplin ilmu tersebut tidak bisa disamakan, ilmu alam lebih   menekankan pada “penjelasan” (explanation; erklaren), sementara ilmu   sosial sangat terkait dengan “pemahaman” (understanding; verstehen).   Seperti Dilthey, Weber lebih menekankan pentingnya makna subjektif dan   menolak bahwa kebudayaan manusia dapat difahami secara memadai tanpa   interpretasi nilai.
- Ideologi dan Paham Individualisme
 
 Weber   sangat apresiatif terhadap paham individualism. Bahkan ia   memperjuangkan faham ini. Ia juga menganggap dirinya sebagai seorang   yang liberal, tetapi liberalismenya adalah “authoritarian liberalism”.   Disamping itu, ia juga pembela kapitalisme Barat yang gigih, tetapi pada   saat yang sama ia juga menjelaskan karakteristik kapitalisme yang   kontradiktif dan berpotensi merusak. Ia sangat mendukung kebebasan,   tetapi sangat skeptis terhadap demokrasi popular, dan tidak pernah   meninggalkan ketertarikannya pada kepemimpinan politik yang otoriter dan   despotik.
- Konsepsi Ilmu Sosial dan Metodologi Weber
 
- Penekanan Weber adalah pada tindakan sosial (social action), bukan struktur sosial. Dalam hubungan ini, ia membedakan empat tipe utama tindakan sosial: zweckrational (rasionalitas tujuan), wertrational (rasionalitas nilai), affective action (tindakan afektif) dan traditional action (tindakan tradisional).
 - Penekanan pada makna (meaning). Disini ia mengemukakan suatu metode penelitian yang spesifik, yaitu verstehen. Metode ini dapat digambarkan sebagai upaya memahami aksi sosial melalui pemahaman empatik terhadap nilai dan kebudayaan orang lain.
 - Ketiga, penekanan pada sosiologi bebas nilai. Dalam hal ini, Weber menyatakan bahwa ilmu selamanya tidak boleh menyajikan norma dan ideal-ideal yang mengikat, dan dijadikan acuan bagi aktifitas praktis.
 
- Sosiologi Agama dan Etika Protestan
 
 Weber   mengungkapkan bahwa segi keagamaan Kristen yang paling berpengaruh  bagi  pertumbuhan kapitalisme modern adalah justru asketisme. Asketisme  ini  dalam perkembangan agama Kristen, diwakili secara ekstrem dalam   puritanisme yang muncul di Inggris pada abad ke-16 dan 17 sebagai   kelanjutan dan perkembangan Calvinisme di Jenewa, Swiss. Asketisme kaum   puritan memancar dalam etika mereka. Dalam buku Antropologi Agama,  Brian  Morris, memaparkan beberapa kritik terhadap tesis Weber ini.  Kritik  yang paling umum adalah penolakan terhadap berbagai korelasi  atau  pertalian antara Protestantisme dan Kapitalisme dengan didasarkan  kepada  landasan-landasan empiris. Misalnya, kapitalisme telah ada di   negara-negara seperti Itali, Perancis, Spanyol, Portugal sebelum dan   terlepas dari etika Protestan.
- Kepemimpinan Kharismatik dan Kharisma
 
 Kharisma   dipandang oleh Weber sebagai kekuatan inovatif dan revolutif, yang   menentang dan mengacaukan tatanan normatif dan politik yang mapan.   Otoritas kharismatis didasarkan pada person ketimbang hukum impersonal.   Pemimpin kharismatik menuntut kepatuhan dari para pengikutnya atas  dasar  keunggulan personal, seperti misi ketuhanan, perbuatan-perbuatan  heroik  dan anugerah yang membuat dia berbeda.
- Analisis dan Kritisi serta Implementasi Pemikiran Weber
 
 Analisis   terhadap pemikiran Weber, saya akan memberikan contoh penjelasan dari   pemikiran yang dikluarkan oleh Weber. Yaitu tentang kepemimpinan   Kharismatik dan kharisma. Satu contoh hal itu adalah representatif adalah   kharisma yang dimiliki oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mewarisi   kharisma melalui hubungan darah, keturunan, dan institusi, disamping   pengetahuan Gus Dur yang mendalam tentang masalah-masalah sosial,   politik serta keagamaannya. Gus Dur telah mengeluarkan beberapa   pemikiran keagamaan maupun masalah-masalah kemanusiaan dan demokrasi   yang telah mengguncang tatanan normatif masyarakat Islam tradisional NU.   Gus Dur yang lahir di daerah Jombang mempunyai seorang kakek yang   kharismatik Hasyim Asy’ari yang merupakan satu dari pemimpin Muslim   terbesar Indonesia serta seorang ayah Whid Hasyim yang juga merupakan   tokoh penting dan pernah menjabat posisi Menteri Agama pada tahun 1945. Kharisma   itulah yang membuat para pengikut Gus Dur sangat loyal, bahkan   sekalipun tindakan Gus Dur seringkali sulit dipahami dan membingungkan   banyak orang. Masyarakat tradisional NU bahkan berani mati untuk   mendukung tokoh ini. Ini terbukti dengan dibentuknya “pasukan berani   mati” untuk membela Gus Dur dari upaya-upaya yang ingin menjatuhkan   kekuasaannya, sekalipun pembentukan pasukan ini juga mengundang   kontroversi di kalangan NU juga.  
 Salah   satu poin pokok Weber adalah tentang agama Kristen yang berpengaruh   terhadap pembentukan kapitalisme dalam masyarakat modern. Doktrin   Protestan yang kemudian melahirkan karya Weber tersebut telah membawa   implikasi serius bagi tumbuhnya suatu etos baru dalam komunitas   Protestan, etos itu berkaitan langsung dengan semangat untuk bekerja   keras guna merebut kehidupan dunia dengan sukses. Kapitalisme yang   dimaksud adalah sebagai bentuk kebiasaan yang sangat mendukung   pengejaran rasionalitas terhadap keuntungan ekonomi. Semangat seperti   itu telah menjadi kodrat manusia-manusia rasional, artinya pengejaran   bagi kepentingan-kepentingan pribadi diutamakan daripada memikirkan   kepentingan dan kebutuhan kolektif. Hal seperti itu memang baik, tapi   dalam konteks masyarakatnya masih kurang memuaskan, karena hanya   menekankan kepada dirinya sendiri dan tidak rasional dalam melaksanakan   kegiatan sehari-harinya.  
- Kesimpulan
 
 Pada   dasarnya semua pemikiran yang telah dikemukakan oleh Weber merupakan   salah satu pemikiran yang menunjukan demi kemajuan masyarakat.   Pendapatnya tentang masyarakat adalah, masyarakat muncul secara abstark   yaitu khayalan yang menunjukkan tentang kelahiran modernitas yang   dijanjikan oleh pemikir sosial dalam lingkungan masyarakatnya. Weber   menjelaskan tentang agama, kapitalisme, dan rasionalisasi merupakan   bentuk masyarakat moder yang mempresentasikan institusionalisasi dan   instrumental rasionalitas atas semua bentuk dukungan masyarakat.   Kapitalisme modern merupakan akhir perjalanan akhir dari proses   rasionalisasi. Weber juga melihat ada keterkaitan antara kehidupan   penganut Calvinis yang diberi pedoman oleh agama mereka dan jenis   perilaku serta sikap yang diperlukan bagi kapitalisme agar mereka   bekerja secara efektif.
 Menurut   Max Weber bahwa suatu cara hidup yang teradaptasi dengan baik memiliki   ciri-ciri khusus kapitalisme yang dapat mendominasi yang lainnya   merupakan kenyataan yang real ketika masa-masa awal revolusi industri,   ketika Weber hidup, kenyataan-kenyataan itu mejadi sesuatu yang   benar-benar nyata dipraktekkan oleh manusia. Hidup harus dimulai di   suatu tempat dan bukan dari individu yang terisolasi semata melainkan   sebagai suatu cara hidup lazim bagi keseluruhan kelompok manusia.
- Referensi
 
 http://id.wikipedia.org/wiki/Maximilian_Weber. diakses Minggu, 31 Oktober 2010.
 http://enikkirei.multiply.com/journal/item/115. diakses Minggu, 31 Oktober 2010.
 http://dweysocial.blogspot.com/2007/12/teori-max-weber.html. diakses Minggu, 31 Oktober
 http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/tokoh-sosiologi-max-weber.html. diakses Senin, 1 November 2010.
 Suhelmi, Ahmad. 2004. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia.
 JEAN JACQUES ROUSSEAU (1712-1778)
- Biografi J J Rousseau
 
 Jean   Jacques Roussaeu atau yang sering dijuluki sebagai J J Rousseau lahir   di Genewa tanggal 28 Juni 1712 dan meninggal di Ermenonville tanggal 2   Juli 1778 merupakan seorang tokoh filosofi besar, penulis dan komposer   pada abad pencerahan. Pemikiran filosofinya mempengaruhi revolusi Prancis,   perkembangan politika modern dan dasar pemikiran edukasi. Karya   novelnya, Emile, atau On Education yang dinilai merupakan karyanya yang   terpenting adalah tulisan kunci pada pokok pendidikan kewarganegaraan   yang seutuhnya. Julie, ou la nouvelle Heloise,   novel sentimental tulisannya adalah karya penting yang mendorong   pengembangan era pre-romanticism dan romanticism di bidang tulisan   fiksi. Karya autobiografi Rousseau adalah: “Confession”, yang menginisiasi bentuk tulisan autobiografi modern, dan Reveries of a Solitary Walker (seiring dengan karya Lessing and Goethe in German dan Richardson and Sterne in English), adalah contoh utama gerakan akhir abad ke 18 “Age of Sensibility”,   yang memfokus pada masalah subjectivitas dan introspeksi yang   mengkarakterisasi era modern. Rousseau juga menulis dua drama dan dua   opera dan menyumbangkan kontribusi penting dibidang musik sebagai   teorist. Pada perioda revolusi Prancis, Rousseau adalah filsafat   terpopuler diantara anggota Jacobin Club. Dia dimasukan sebagai   pahlawan nasional di Panthéon Paris, pada tahun 1794, enam belas tahun   setelah kematiannya.
 Krya-karya Rousseau:
- Iajoooo sur les sciences et les arts (1750)
 - Narcissus, or The Self-Admirer: A Comedy, 1752
 - Le Devinda du Village: an opera, 1752,
 - Discours sur l'origine et les fondements de l'inégalité parmi les hommes), 1754
 - Discourse on Political Economy, 1755
 - Lettre à d'Alembert sur les spectacles, 1758
 - Julie, ou la nouvelle Héloïse, 1761
 - The Creed of a Savoyard Priest, 1762 (in Émile)
 - The Social Contract, or Principles of Political Right (Du contrat social), 1762
 - Four Letters to M. de Malesherbes, 1762
 - Lettres de la montagne, 1764
 - Confessions of Jean-Jacques Rousseau (Les Confessions), 1770, diterbitkan 1782
 - Constitutional Project for Corsica, 1772
 - Considerations on the Government of Poland, 1772
 - Essai sur l'origine des langues, terbit 1781
 - Rêveries du promeneur solitaire, (tidak selesai), diterbitkan 1782
 - Dialogues: Rousseau Judge of Jean-Jacques, published 1782
 
 Ibunya   meninggal saat ia bayi dan ia diasuh oleh saudara ibunya dan ayahnya   yang miskin. Masa kecilnya tidak begitu indah ketika meninggalkan   sekolah pada umur 12 dan pada gilirannya meninggalkan Jenewa pada umur   16. Hidup Rousseau memang sangat aneh, juga ia memiliki kepribadian yang   aneh pula. Ia adalah orang yang penuh perasaan, semangat, dan sangat   blak-blakan tentang dirinya. Apa yang dilihat orang lain, walaupun   sejelek apapun, adalah pribadi sebenarnya darinya. Sifat ini dapat   diamati dari bukunya yang berjudul Le Confessions (Pengakuan).
- Pemikiran Rousseau
 
 Rousseau   dengan romantik-nya dalam mengamati pendirian negara dan masyarakat   juga dapat kita lihat pada bukunya Du Contrat Social (Perjanjian   Sosial). Tulisan ini menggambarkan semangat kembali ke alam pedesaan   yang asri, dengan meninggalkan perkotaan, perdagangan, industri, uang,   dan kemewahan. Namun, Rousseau tidak asal menolak kota, ia setuju arti   kota pada Yunani Kuno.
 Dalam   bukunya, Rousseau berpendapat bahwa dalam mendirikan negara dan   masyarakat kontrak sosial sangat dibutuhkan. Namun, Rousseau berpendapat   bahwa negara dan masyarakat yang bersumber dari kontrak sosial hanya   mungkin terjadi tanpa paksaan. Negara yang disokong oleh kemauan bersama   akan menjadikan manusia seperti manusia sempurna dan membebaskan   manusia dari ikatan keinginan, nafsu, dan naluri seperti yang   mencekamnya dalam keadaan alami. Manusia akan sadar dan tunduk pada   hukum yang bersumber dari kemauan bersama. Kemauan bersama yang   berkwalitas dapat mengalahkan kepentingan diri, seperti yang menjadi   pokok permasalahan pemikiran Hobbes.
 Konsep   pertama Rousseau tentang negara adalah hukum (law). Rousseau menyebut   setiap negara yang diperintah oleh hukum dengan Republik, entah   bagaimanapun bentuk administrasinya. Selanjutnya, badan legislatif (the   legislator) yang “maha tahu” membuat dasar aturan/ hukum namun sama   sekali tidak memiliki kekuasaan memerintah orang. Menurutnya, kekuasaan   legislatif harus di tangan rakyat sedang eksekutif harus berdasar pada   kemauan bersama. Rakyat seluruhnya, dianggap sejajar dengan penguasa   manapun, mengadakan sidang secara periodik dan ini meminggirkan fungsi   eksekutif. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat yang seperti ini   sulit terjadi pada kota yang sangat besar.
Rousseau tidak membenarkan adanya persekutuan, termasuk partai yang menurutnya hanya berujung pada penyelewengan. Selain itu, menurutnya, negara jangan terlalu besar dan terlalu kecil dengan masalahnya masing-masing, disarankan sebesar polis.
Rousseau tidak membenarkan adanya persekutuan, termasuk partai yang menurutnya hanya berujung pada penyelewengan. Selain itu, menurutnya, negara jangan terlalu besar dan terlalu kecil dengan masalahnya masing-masing, disarankan sebesar polis.
 Kebaikan   Teori Rousseau antara lain sebagai landasan demokrasi modern dan   menonjolkan fungsi warga negara dalam masyarakat dan negara. Selain itu,   Rousseau mengubah sistem politik penuh kekerasan menjadi musyawarah.   Teori dan perjanjian ini juga akan menunjukkan tanggung jawab pemerintah   terhadap rakyatnya. Teori Kontrak Sosial-nya menganut aliran pactum   unionis, yaitu perjanjian masyarakat yang sebenarnya. Ia menghendaki   bentuk negara di mana kekuasaanya di tangan rakyat, atau Demokrasi   Mutlak.
 Pemikiran   Rousseau tentang agama sangat aneh, hal ini juga dilihat perubahan   agamanya dari Calvinisme menjadi Katholik dan kembali Calvinisme. Ia   dengan tegas menolak adanya agama Protestan di negaranya. Hal itu   dikarenakan Protestan mementingkan isolasi diri dan berpotensi   memecah-belah negara. Agama baginya adalah sebagai penguat negara, bukan   sebaliknya. Rousseau lebih membenarkan negara seperti Nabi Muhammad  dan  khalifah-khalifahnya yang memiliki perpaduan antara rohaniah dan   duniawiah.
- Analisis dan Kritisi serta Implementasi Pemikiran Rousseau
 
 Kodisi   dan implementasi pemikiran Rousseau jika diterapkan di Indonesia ada   benarnya juga. Terutama adnya partai yang digunakan oleh elite-elite   tertentu untuk mencapai dan memperoleh kekuasaan untuk di jajaran   pemerintahan. Namun kekuasaan untuk tersebut tidak jarang keluar dari   konteks penyelewengan. Penyelewengan tersebut dapat terwujud   sepertipenggunaan kekuasaan sengan seenaknya untuk membuat sebuah   kebijaka demi kepentingan dirinya sendiri. Sedangkan rakyatnya masih   banyak yang terbengkelai. Tak heran banyak timbul label ketidakpercayaan   masyarakat terhadap pemerintahan.  
 Di   sisi lain pemikiran Rousseau sangat berkesinamungan jika diterapkan di   Indonesia, yaitu tentang landasan demokrasi modern dan penonjolan   terhadap fungi warga negara dalam pembangunan negara yang berwawasan   masyarakat. Namun ada satu pemikiran Rousseau yang sulit untuk   direalisasikan yaitu mengubah sistem politik yan penuh kekerasan menjadi   musyawarah. Hal tersebut terbukti pada saat pemilu berlangsung, dimana   ada sebagian partai yang kalah dalam pemilihan mengeluarkan  kroni-kroni  mereka untuk melakukan tindakan-tindakan nyata dimasyarakat  atau  pihak-pihak tertentu. Selain itu tatanan pemerintahan yang masih  dapat  dikatakan jauh dari keberhasilan tata kelola penyelenggaraan   pemerintahan. Ada pemikiran Rousseau yang membenarkan sistem   pemerintahan negara Nabi Muhammad dan khalifah-khalifahnya yang memiliki   perpaduan antara rohaniah dan duniawiah. Seperti kita ketahui  Indonesia  merupakan salah satu negara dengan proporsi jumlah penduduk  umat muslik  terbesar di dunia. Banyak hal yang diputuskan dalam  pembentukan  kebijakan dengan didasari oleh kitab masing-masing agama.
- Kesimpulan
 
 Rousseau   mengemukakan pendapatnya tentang kontrak sosial, dimana hal tersebut   sangat diperlukan dalam pembentukkan negara. Peran masyarakat disini   diperlukan agar keberhasilan pembangunan terwujudkan. Disini Rousseau   juga menekankan kepada masyarakat yang berperinsip Demokrasi Mutlak   dimana kekuasaan negara ada ditangan rakyat, artinya segala   keputusan/kebijakan pemerintah yang dibuat harus sesuai dengan hati   nurani rakyat dan keinginan rakyat. Selain itu Rousseau tidak   membenarkan adanya persekutuan termasuk adanya partai yang berjuang pada   kekuasaan dalam bentuk penyalahgunaan kekuasaan.
- Referensi
 
 http://abstractive-sense.blogspot.com/2010/01/teori-kontrak-sosial-dari-jj-rousseau.html. diakses Rabu, 27 Oktober 2010.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Jean-Jacques_Rousseau. diakses Minggu, 31 Oktober 2010.
 http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/07/tokoh-filsafat-j-j-rousseau.html. diakses Selasa, 2 November 2010.
 Rousseau, J. J. 1989. Perihal Kontrak Sosial atau Prinsip-rinsip Hukum Politik edisi Pertama (Terjemahan). Jakarta: PT Dian Rakyat.


09.53
putut joko utomo
 Posted in:  
0 komentar:
Posting Komentar