Kamis, 21 April 2011

12 Tokoh Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan menjadi salah satu mata kuliah filsafat yang penting bagi kegiatan belajar mengajar dikarenakan tentu pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi bagaimana seharusnya manusia dipandang. Dengan itu maka akan kelihatan pendidikan seperti apa yang sebaiknya diterapkan pada kelompok manusia, misalnya, di daerah perkampungan, di perkotaan, mau pun di rumah (homeschooling). Rasanya kurang relevan ketika cara mendidik yang terlalu formal, sering memakai istilah tidak lazim, memakai media canggih diterapkan pada pendidikan di perkampungan. Tentu ada cara dan dasar lain yang memberikan jalan keluar terhadap permasalahan ini, caranya dengan berfilsafat tentang pendidikan. Berikut ini adalah 12 tokoh filsafat pendidikan yang bisa menjadi titik tolak dalam mendidik.
  • #1 Horace Mann (1796-1859) Pelopor Pendidikan Sekolah Amerika Untuk Umum: Horace Mann dibesarkan di saat ketika pendidikan tidak mudah diperoleh bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan miskin Amerika. Meskipun pendidikan awal sendiri terbatas, ia masuk di Browns University, belajar hukum, dan kemudian menikmati karir politik dengan sukses. Waktu selama bertugas sebagai perwakilan dan senator pada badan legislatif Massachusetts dan Sekretaris Dewan Pendidikan Massachusetts, dia menggunakan pengaruhnya untuk memajukan perubahan dalam sistem pendidikan Amerika. Orang Amerika bisa berterima kasih Horace Mann untuk pelatihan guru perguruan tinggi, perpustakaan gratis, dan pendidikan umum gratis untuk semua anak-anak dengan pendapatan dari pajak.
  • #2 Freidrich Froebel (1782-1852) Pelopor Pendidikan Anak Usia Dini: Freidrich Froebel adalah seorang pendidik Jerman yang dipengaruhi filsafat pendidikan dari orang seperti Horace Mann dan Maria Montessori. Didasarkan pada keyakinan bahwa anak muda memiliki berbagai sifat bawaan yang akan terungkap secara bertahap secara natural, ia mendirikan taman kanak-kanak di mana kebebasan berekspresi, kreativitas, interaksi sosial, aktivitas motorik dan learning by doing sebagai fokusnya. Banyak dari prinsip yang sama dapat ditemukan dalam program anak usia dini pada masa kontemporer.

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 21 April 2011

12 Tokoh Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan menjadi salah satu mata kuliah filsafat yang penting bagi kegiatan belajar mengajar dikarenakan tentu pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi bagaimana seharusnya manusia dipandang. Dengan itu maka akan kelihatan pendidikan seperti apa yang sebaiknya diterapkan pada kelompok manusia, misalnya, di daerah perkampungan, di perkotaan, mau pun di rumah (homeschooling). Rasanya kurang relevan ketika cara mendidik yang terlalu formal, sering memakai istilah tidak lazim, memakai media canggih diterapkan pada pendidikan di perkampungan. Tentu ada cara dan dasar lain yang memberikan jalan keluar terhadap permasalahan ini, caranya dengan berfilsafat tentang pendidikan. Berikut ini adalah 12 tokoh filsafat pendidikan yang bisa menjadi titik tolak dalam mendidik.
  • #1 Horace Mann (1796-1859) Pelopor Pendidikan Sekolah Amerika Untuk Umum: Horace Mann dibesarkan di saat ketika pendidikan tidak mudah diperoleh bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan miskin Amerika. Meskipun pendidikan awal sendiri terbatas, ia masuk di Browns University, belajar hukum, dan kemudian menikmati karir politik dengan sukses. Waktu selama bertugas sebagai perwakilan dan senator pada badan legislatif Massachusetts dan Sekretaris Dewan Pendidikan Massachusetts, dia menggunakan pengaruhnya untuk memajukan perubahan dalam sistem pendidikan Amerika. Orang Amerika bisa berterima kasih Horace Mann untuk pelatihan guru perguruan tinggi, perpustakaan gratis, dan pendidikan umum gratis untuk semua anak-anak dengan pendapatan dari pajak.
  • #2 Freidrich Froebel (1782-1852) Pelopor Pendidikan Anak Usia Dini: Freidrich Froebel adalah seorang pendidik Jerman yang dipengaruhi filsafat pendidikan dari orang seperti Horace Mann dan Maria Montessori. Didasarkan pada keyakinan bahwa anak muda memiliki berbagai sifat bawaan yang akan terungkap secara bertahap secara natural, ia mendirikan taman kanak-kanak di mana kebebasan berekspresi, kreativitas, interaksi sosial, aktivitas motorik dan learning by doing sebagai fokusnya. Banyak dari prinsip yang sama dapat ditemukan dalam program anak usia dini pada masa kontemporer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants for single moms