Rabu, 27 April 2011

Hegemoni Gramsci


Teori Hegemoni Gramsci Muncul sebagai kritikan atas Teori Marx yang menurutnya terlalu terpukau dengan klausul ekomoni sebagai faktor mekanisme terjadinya kekuasaan. sedangkan menurut gramci kekuasaan merupakan sebuah proses penguasaan kelas dominan kepada kelas bawah, dan kelas bawah juga aktif mendukung ide-ide kelas dominan. Di sini penguasaan dilakukan tidak dengan kekerasan, melainkan melalui bentuk-bentuk persetujuan masyarakat yang dikuasai, pernyataan gramci ini yang kita kenal dengan teori Hegemoni Gramsci.
Istilah hegemoni berasal dari bahasa Yunani, yaitu hegeishtai. Istilah tersebut berarti yang berarti memimpin, kepemimpinan, atau kekuasaan yang melebihi kekuasaan yang lain. Konsep hegemoni menjadi populer setelah digunakan sebagai penyebutan atas pemikiran Gramsci yang dipahami sebagai ide yang mendukung kekuasaan kelompok sosial tertentu. Adapun teori hegemoni yang dicetuskan Gramsci adalah:
Sebuah pandangan hidup dan cara berpikir yang dominan, yang di dalamnya sebuah konsep tentang kenyataan disebarluaskan dalam masyarakat baik secara institusional maupun perorangan; (ideologi) mendiktekan seluruh cita rasa, kebiasaan moral, prinsip-prinsip religius dan politik, serta seluruh hubungan-hubungan sosial, khususnya dalam makna intelektual dan moral. [1]
Gramsci menjelaskan bahwa hegemoni merupakan sebuah proses penguasaan kelas dominan kepada kelas bawah, dan kelas bawah juga aktif mendukung ide-ide kelas dominan. Di sini penguasaan dilakukan tidak dengan kekerasan, melainkan melalui bentuk-bentuk persetujuan masyarakat yang dikuasai.
Bentuk-bentuk persetujuan masyarakat atas nilai-nilai masyarakat dominan dilakukan dengan penguasaan basis-basis pikiran, kemampuan kritis, dan kemampuan-kemampuan afektif masyarakat melalui konsensus yang menggiring kesadaran masyarakat tentang masalah-masalah sosial ke dalam pola kerangka yang ditentukan lewat birokrasi (masyarakat dominan). Di sini terlihat adanya usaha untuk menaturalkan suatu bentuk dan makna kelompok yang berkuasa .
Penguasaan masyarakat dominan dapat dijelaskan sebagai berikut: Kelas dominan melakukan penguasaan kepada kelas bawah menggunakan ideologi. Masyarakat kelas dominan merekayasa kesadaran masyarakat kelas bawah sehingga tanpa disadari, mereka rela dan mendukung kekuasaan kelas dominan[2]. Sebagai contoh dalam situasi kenegaraan, upaya kelas dominan (pemerintah) untuk merekayasa kesadaran kelas bawah (masyarakat) adalah dengan melibatkan para intelektual dalam birokrasi pemerintah serta intervensi melalui lembaga-lembaga pendidikan dan seni.
Dengan demikian, konsep hegemoni yang dikembangkan Gramsci berpijak mengenai kepemimpinan yang sifatnya ‘intelektual dan moral’. Kepemimpinan ini terjadi karena adanya  kesetujuan yang bersifat sukarela dari kelas  bawah atau masyarakat terhadap kelas atas yang memimpin. Kesetujuan kelas bawah ini terjadi karena berhasilnya kelas atas dalam menanamkan ideologi kelompoknya. Internalisasi ideologis ini dilakukan dengan membangun sistem dan lembaga-lembaga, seperti negara, commen sense, kebudayaan, organisasi, pendidikan, dan seterusnya, yang dapat ‘menyemen’ atau memperkokoh hegemoni tersebut. Di sisi lain, hegemoni terhadap kelas bawah tidak selamanya berjalan mulus, hambatan, dan rintangan bisa saja datang, terutama dari kelas-kelas yang tidak menerima hegemoni tersebut. Yang dilakukan untuk menangani ketidaksetujuan itu dilakukan dengan tindakan dominasi yang represif melalui aparatus negara, misalnya polisi. Dua  kepemimpinan, dominasi dan hegemoni menjadi hal penting dalam teori hegemoni Gramscian.

Refleksi teori Hegemoni Gramsci kedalam kehidupan di Indonesia
          Teori Hegomoni gramci dimana penguasaan kelas dominan kepada kelas bawah, dan kelas bawah juga aktif mendukung ide-ide kelas dominan. dan kelas bawah ikut mendukung dan berpartisipasi dalam proses-proses pelaksanaan kebijakan. Penguasaan yang dilakukan oleh kaum dominan dilakukan dengan penguasaan-penguasaan pikiran (idiologi) kemampuan kritis, dan kemampuan-kemampuan afektif masyarakat melalui konsensus, dan lewat tangan Birokrasi, peran Penguasa ( masyarakat dominan ) dinaturalkan, sehingga terlihat tidak dominan.
            Di indonesia teori Hegomoni yang dianut Gramci, terjadi pada masa Orde Baru, dimana Dominansi kekuasaan oleh penguasa terlihat jelas. Peranan Soeharto sebagai aktor yang dominan berkuasa atas rakyat, dan diamini oleh masyarakat indonesia. dalam pelaksanan hegomoni pada masa Soeharto Birokrasi merupakan tangan pemerintah untuk menyamarkan dominansi atas Penguasa, sehingga penguasa terlihat baik dimata masyarakat.
            Penerapan Hegomoni dengan penguasaan pikiran (idiologi) di indonesia sendiri dilakukan dengan Sistem Asaz tunggal pancasila, dimana pada masa awal Orde baru idiologi dianggap harap di bumi Indonesia, buku tentang komunisme dilarang keras beredar di indonesia, bahkan buku dan televisi mengalami pengawasan yang ketat. buku-buku yang diterbitan adalah buku-buku yang pro terhadap pemerintah hal ini dilakukan untuk mempengaruhi masyarakat.
            Media sebagai sarana informasi kepada masyarakat, pada masa Orde baru Mengalami pengawasan yang ketat melalui Departemen Penerangan. hal ini dilakukan untuk mengontrol agar masyarakat tidak terpengaruh terhadap opin8i yang berkembang, sehingga masuk dan keluarnya pemberitaan harus diatur. pemberitaan yang buruk melalui media diminimalisir agar kepercayaan masyarakat dan partisipasi terhadap pemerintah tetap besar. pemerintah tidak segan-segan mengeluarkan sanksi Tegas terhadap media yang melanggar.
            Kecenderungan Hegomoni Gramci nantinya akan menimbulkan pemerintahan yang Otoriter dimana dominansi pemerintah tinggi dan dukungan-dukungan yang dilakukan oleh masyarakat bukanlah merupakan partisipasi melainkan mobilitasi.



[1] Uchan. 2008.  Teori Hegomoni . teoriHegemoni Gramsci UCHAN.htm. diakses pada 24 mei 2010
[2] Uchan. 2008.  Teori Hegomoni . teoriHegemoni Gramsci UCHAN.htm. diakses pada 24 mei 2010

0 komentar:

Posting Komentar

Rabu, 27 April 2011

Hegemoni Gramsci


Teori Hegemoni Gramsci Muncul sebagai kritikan atas Teori Marx yang menurutnya terlalu terpukau dengan klausul ekomoni sebagai faktor mekanisme terjadinya kekuasaan. sedangkan menurut gramci kekuasaan merupakan sebuah proses penguasaan kelas dominan kepada kelas bawah, dan kelas bawah juga aktif mendukung ide-ide kelas dominan. Di sini penguasaan dilakukan tidak dengan kekerasan, melainkan melalui bentuk-bentuk persetujuan masyarakat yang dikuasai, pernyataan gramci ini yang kita kenal dengan teori Hegemoni Gramsci.
Istilah hegemoni berasal dari bahasa Yunani, yaitu hegeishtai. Istilah tersebut berarti yang berarti memimpin, kepemimpinan, atau kekuasaan yang melebihi kekuasaan yang lain. Konsep hegemoni menjadi populer setelah digunakan sebagai penyebutan atas pemikiran Gramsci yang dipahami sebagai ide yang mendukung kekuasaan kelompok sosial tertentu. Adapun teori hegemoni yang dicetuskan Gramsci adalah:
Sebuah pandangan hidup dan cara berpikir yang dominan, yang di dalamnya sebuah konsep tentang kenyataan disebarluaskan dalam masyarakat baik secara institusional maupun perorangan; (ideologi) mendiktekan seluruh cita rasa, kebiasaan moral, prinsip-prinsip religius dan politik, serta seluruh hubungan-hubungan sosial, khususnya dalam makna intelektual dan moral. [1]
Gramsci menjelaskan bahwa hegemoni merupakan sebuah proses penguasaan kelas dominan kepada kelas bawah, dan kelas bawah juga aktif mendukung ide-ide kelas dominan. Di sini penguasaan dilakukan tidak dengan kekerasan, melainkan melalui bentuk-bentuk persetujuan masyarakat yang dikuasai.
Bentuk-bentuk persetujuan masyarakat atas nilai-nilai masyarakat dominan dilakukan dengan penguasaan basis-basis pikiran, kemampuan kritis, dan kemampuan-kemampuan afektif masyarakat melalui konsensus yang menggiring kesadaran masyarakat tentang masalah-masalah sosial ke dalam pola kerangka yang ditentukan lewat birokrasi (masyarakat dominan). Di sini terlihat adanya usaha untuk menaturalkan suatu bentuk dan makna kelompok yang berkuasa .
Penguasaan masyarakat dominan dapat dijelaskan sebagai berikut: Kelas dominan melakukan penguasaan kepada kelas bawah menggunakan ideologi. Masyarakat kelas dominan merekayasa kesadaran masyarakat kelas bawah sehingga tanpa disadari, mereka rela dan mendukung kekuasaan kelas dominan[2]. Sebagai contoh dalam situasi kenegaraan, upaya kelas dominan (pemerintah) untuk merekayasa kesadaran kelas bawah (masyarakat) adalah dengan melibatkan para intelektual dalam birokrasi pemerintah serta intervensi melalui lembaga-lembaga pendidikan dan seni.
Dengan demikian, konsep hegemoni yang dikembangkan Gramsci berpijak mengenai kepemimpinan yang sifatnya ‘intelektual dan moral’. Kepemimpinan ini terjadi karena adanya  kesetujuan yang bersifat sukarela dari kelas  bawah atau masyarakat terhadap kelas atas yang memimpin. Kesetujuan kelas bawah ini terjadi karena berhasilnya kelas atas dalam menanamkan ideologi kelompoknya. Internalisasi ideologis ini dilakukan dengan membangun sistem dan lembaga-lembaga, seperti negara, commen sense, kebudayaan, organisasi, pendidikan, dan seterusnya, yang dapat ‘menyemen’ atau memperkokoh hegemoni tersebut. Di sisi lain, hegemoni terhadap kelas bawah tidak selamanya berjalan mulus, hambatan, dan rintangan bisa saja datang, terutama dari kelas-kelas yang tidak menerima hegemoni tersebut. Yang dilakukan untuk menangani ketidaksetujuan itu dilakukan dengan tindakan dominasi yang represif melalui aparatus negara, misalnya polisi. Dua  kepemimpinan, dominasi dan hegemoni menjadi hal penting dalam teori hegemoni Gramscian.

Refleksi teori Hegemoni Gramsci kedalam kehidupan di Indonesia
          Teori Hegomoni gramci dimana penguasaan kelas dominan kepada kelas bawah, dan kelas bawah juga aktif mendukung ide-ide kelas dominan. dan kelas bawah ikut mendukung dan berpartisipasi dalam proses-proses pelaksanaan kebijakan. Penguasaan yang dilakukan oleh kaum dominan dilakukan dengan penguasaan-penguasaan pikiran (idiologi) kemampuan kritis, dan kemampuan-kemampuan afektif masyarakat melalui konsensus, dan lewat tangan Birokrasi, peran Penguasa ( masyarakat dominan ) dinaturalkan, sehingga terlihat tidak dominan.
            Di indonesia teori Hegomoni yang dianut Gramci, terjadi pada masa Orde Baru, dimana Dominansi kekuasaan oleh penguasa terlihat jelas. Peranan Soeharto sebagai aktor yang dominan berkuasa atas rakyat, dan diamini oleh masyarakat indonesia. dalam pelaksanan hegomoni pada masa Soeharto Birokrasi merupakan tangan pemerintah untuk menyamarkan dominansi atas Penguasa, sehingga penguasa terlihat baik dimata masyarakat.
            Penerapan Hegomoni dengan penguasaan pikiran (idiologi) di indonesia sendiri dilakukan dengan Sistem Asaz tunggal pancasila, dimana pada masa awal Orde baru idiologi dianggap harap di bumi Indonesia, buku tentang komunisme dilarang keras beredar di indonesia, bahkan buku dan televisi mengalami pengawasan yang ketat. buku-buku yang diterbitan adalah buku-buku yang pro terhadap pemerintah hal ini dilakukan untuk mempengaruhi masyarakat.
            Media sebagai sarana informasi kepada masyarakat, pada masa Orde baru Mengalami pengawasan yang ketat melalui Departemen Penerangan. hal ini dilakukan untuk mengontrol agar masyarakat tidak terpengaruh terhadap opin8i yang berkembang, sehingga masuk dan keluarnya pemberitaan harus diatur. pemberitaan yang buruk melalui media diminimalisir agar kepercayaan masyarakat dan partisipasi terhadap pemerintah tetap besar. pemerintah tidak segan-segan mengeluarkan sanksi Tegas terhadap media yang melanggar.
            Kecenderungan Hegomoni Gramci nantinya akan menimbulkan pemerintahan yang Otoriter dimana dominansi pemerintah tinggi dan dukungan-dukungan yang dilakukan oleh masyarakat bukanlah merupakan partisipasi melainkan mobilitasi.



[1] Uchan. 2008.  Teori Hegomoni . teoriHegemoni Gramsci UCHAN.htm. diakses pada 24 mei 2010
[2] Uchan. 2008.  Teori Hegomoni . teoriHegemoni Gramsci UCHAN.htm. diakses pada 24 mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants for single moms