1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden atau lebih sering dikenal dengan pilpres merupakan salah satu suksesi pemerintahan di Indonesia. Suksesi ini merupakan wujud kedaulatan rakyat dalam pemerintahan negara sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum presiden dan wakil presiden diselenggarakan secara demokratis dan beradab dengan partisipasi rakyat yang seluas-luasnya dan dilaksanakan berdasarkan asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Jumlah capres yang mengajukan diri sangat banyak sehingga membingungkan masyarakat dalam menentukan figur capres yang akan menjadi pemimpin nomor satu di negeri ini. Berbagai upaya dilakukan baik oleh capres, partai, maupun lembaga independen untuk mengetahui figur capres yang diinginkan oleh masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah jajak pendapat atau lebih sering dikenal dengan polling. Banyak polling yang dilakukan melalui media massa, baik melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dan tabloid maupun media elektronik seperti televisi, internet, dan telepon seluler. Selain itu ada juga polling yang dilakukan dengan survei langsung ke masyarakat dengan memberikan kuisioner. Polling yang dilakukan ini pada umumnya bertujuan untuk mengetahui sosok capres yang diinginkan oleh masyarakat dan member arahan kepada capres dalam memperbaiki citra penyusunan program-program kerja yang akan disampaikan kepada masyarakat saat berkempanye. Setelah mengetahui tingkat elektibilitasnya, capres akan memperbaiki kampanye politiknya.
Menurut Alamudi (2008), polling politik atau jajak pendapat sedang mendapat sorotan karena ketidakakuratannya. Metodologi serta mekanisme polling politik menuai kritikan dari beberapa pengamat, politisi, dan ahli-ahli politik. Sebenarnya, polling merupakan perangkat yang sangat tepat untuk mengukur persepsipublik terhadap capres. Akan tetapi, sering orang menggunakan polling untuk mengukur perilaku seperti tendensi untuk memilih seorang capres. Agar
2
polling tepat, populasi yang diukur persepsinya harus stabil. Menurut Wahyudi (2008), pemilih tetap berjumlah 171.068.667 orang. Namun secara umum kegiatan polling yang dilakukan tidak mampu mewakili populasi yang sebenarnya.Selain itu, adakalanya kegiatan polling dilakukan atas pesanan (intervensi) oleh pihak yang memiliki kepentingan terhadap hasil polling tersebut.
Beberapa lembaga pelaksana polling sudah melaksanakan polling dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Namun, polling dilakukan hanya untuk mengetahui capres yang diminati tanpa mengenalkan program-program yang ditawarkan oleh capres. Selain itu, lembaga pelaksana polling pada umumnya tidak mengetahui alasan yang jelas responden memilih capres tersebut. Hal ini terlihat dari hasil survei Pengelola Jajak Pendapat yang diketuai oleh Soegeng Sarjadi (2005), menunjukkan persentase responden yang tidak mengetahui calon presiden yang akan dipilih yaitu 40,60 %. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan persentase tertinggi calon presiden yang hanya mencapai 14,55 %. Hal tersebut mengindikasikan hasil polling yang belum maksimal.
Terlepas dari tingkat keakuratan hasil polling, hasil polling banyak memberikan dampak bagi keberlangsungan demokrasi bangsa ini. Meskipun publik terkesan memilih calon presiden sesuai dengan hati nuraninya, namun hasil polling juga ikut andil dalam mempengaruhi pilihan publik. Umumnya, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan follower (ikut-ikutan), hal ini tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang relatif rendah.
Karya tulis ini disusun untuk menganalisa pengaruh hasil polling terhadap minat masyarakat dalam memilih capres serta mensintesis solusi masalah yang timbul. Analisa meliputi sikap, pandangan, minat, serta pemahaman masyarakat terhadap capres akibat pengaruh hasil polling. Berdasarkan hasil analisa tersebut ditarik kesimpulan untuk mendapatkan solusi penyelesaian yang merupakan rekomendasi utama karya tulis ini.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari karya tulis ini meliputi:
3
1. Bagaimana metode dan kelemahan polling yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat elektibilitas calon presiden?
2. Apa masalah yang timbul dan dampak polling pada objektivitas pemilihan masyarakat terhadap calon presiden?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dan dampak polling pada objektivitas pemilihan masyarakat terhadap calon presiden?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
1. Menganalisa metode polling yang dilakukan pada responden untuk mengukur elektibilitas calon presiden
2. Menganalisa dan mengidentifikasi masalah yang timbul dan dampak polling pada objektivitas pemilihan masyarakat terhadap calon presiden
3. Mengidentifikasi dan merekomendasikan solusi untuk mengatasi masalah dan dampak polling pada objektivitas pemilihan masyarakat terhadap calon presiden
1.4 Manfaat
1.4.1 Penulis Karya tulis ini diharapkan dapat memebantu penulis mendapatkan wawasan sekaligus motivasi untuk menumbuhkan kepedulian sosial terutama tegaknya demokrasi secara utuh di negeri ini. Gagasan menumbuhkan sikap positif dan kepekaan sosial terhadap objektivitas dan kemurnian hasil pemilihan presiden.
1.4.2 Lembaga Survei dan Media Komunikasi
Ide dan pemikiran dalam karya ini diharapkan dapat menginspirasi lembaga survei dan media komunikasi agar melakukan polling disertai dengan pendidikan dan
pengenalan program calon-calon presiden kepada masyarakat. Melaui pengenalan ini masyarakat akan mengetahui figur capres yang cocok dan ideal untuk dipilih. Selain itu, diharapkan mempublikasikan hasil polling dengan baik karena polling
4
memiliki berbagai dampak mempengaruhi sikap pemilihan publik terhadap calon presiden.
1.4.3 Pemerintah
Karya tulis ini diharapkan memberikan gambaran kepada pemerintah sebagai penentu kebijakan untuk ikut memperhatikan dan meregulasi pelaksaan polling capres. Pemerintah dapat ikut andil dalam upaya menegakkan demokrasi di negeri
ini dengan ikut mengenalkan program-program calon presiden kepada publik.
1.4.4 Masyarakat Umum
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada publik secara luas dalam memilih calon presiden. Masyarakat diharapkan mengenal dan memahami program-program yang ditawarkan
0 komentar:
Posting Komentar